Harga Kedelai Membebani Penjual Dalam sebulan terakhir harga kedelai impor terus merangkak naik, dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram. Akibatnya industri tahu tempe pun terpukul. Para perajin terpaksa menaikkan harga tahu tempe agar bisa bertahan, meski harus dikomplain para pelanggannya.
Suharto, salah seorang perajin tahu di daerah Gamping Sleman, Sabtu (12/1) mengatakan meski harga kedelai terus naik, ia tetap berproduksi untuk menghidupi keluarganya. “Kalau tidak berproduksi saya mau kerja apa. Satu-satunya jalan ya menaikkan harga jual dan menekan keuntungan. Jadi kami harus pandai-pandai mensiasati situasi sulit ini,” katanya.
Tahu-tahu yang diproduksi Suharto dijual dalam bentuk tahu goreng. Semua ia mematok harga Rp 500 per biji, setelah harga kedelai melonjak ia naikkan menjadi Rp 600 per biji. “Sebenarnya bisa saja saya kurangi ukurannya atau kandungan kedelainya, tetapi rasanya akan lain. Bisa juga pakai kedelai lokal tapi kualitasnya jauh dari impor, harganya juga selisih sedikit Rp 300 per kilo. Saya takut pelanggan pergi karena rasa tahunya tidak karuan,” katanya.
Di Pasar Kotagede, kenaikan harga kedelai berdampak pada harga tahu tempe. Tempe ukuran 8 x 40 cm yang biasa dijual Rp 1.500 per buah naik menjadi Rp 1.700 per buah, demikian dengan tahu mentah ukuran sedang semula Rp 300 per biji menjadi Rp 450 per biji. “Banyak pembeli yang komplain dan marah-marah, tetapi saya berusaha menjelaskan dengan baik agar mereka bisa menerima. Bagi masyarakat kita tahu dan tempe sudah menjadi menu lauk harian. Jadi kalau harganya naik, damDalam sebulan terakhir harga kedelai impor terus merangkak naik, dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram. Akibatnya industri tahu tempe pun terpukul. Para perajin terpaksa menaikkan harga tahu tempe agar bisa bertahan, meski harus dikomplain para pelanggannya.
Suharto, salah seorang perajin tahu di daerah Gamping Sleman, Sabtu (12/1) mengatakan meski harga kedelai terus naik, ia tetap berproduksi untuk menghidupi keluarganya. “Kalau tidak berproduksi saya mau kerja apa. Satu-satunya jalan ya menaikkan harga jual dan menekan keuntungan. Jadi kami harus pandai-pandai mensiasati situasi sulit ini,” katanya.
Tahu-tahu yang diproduksi Suharto dijual dalam bentuk tahu goreng. Semua ia mematok harga Rp 500 per biji, setelah harga kedelai melonjak ia naikkan menjadi Rp 600 per biji. “Sebenarnya bisa saja saya kurangi ukurannya atau kandungan kedelainya, tetapi rasanya akan lain. Bisa juga pakai kedelai lokal tapi kualitasnya jauh dari impor, harganya juga selisih sedikit Rp 300 per kilo. Saya takut pelanggan pergi karena rasa tahunya tidak karuan,” katanya.
Di Pasar Kotagede, kenaikan harga kedelai berdampak pada harga tahu tempe. Tempe ukuran 8 x 40 cm yang biasa dijual Rp 1.500 per buah naik menjadi Rp 1.700 per buah, demikian dengan tahu mentah ukuran sedang semula Rp 300 per biji menjadi Rp 450 per biji. “Banyak pembeli yang komplain dan marah-marah, tetapi saya berusaha menjelaskan dengan baik agar mereka bisa menerima. Bagi masyarakat kita tahu dan tempe sudah menjadi menu lauk harian. Jadi kalau harganya naik, dampaknya sangat terasa sekali,” kata Sulis, perajin sekaligus penjual tempe di Pasar Kotagede.paknya sangat terasa sekali,” kata Sulis, perajin sekaligus penjual tempe di Pasar Kotagede Harga Kedelai Membebani Penjual
Suharto, salah seorang perajin tahu di daerah Gamping Sleman, Sabtu (12/1) mengatakan meski harga kedelai terus naik, ia tetap berproduksi untuk menghidupi keluarganya. “Kalau tidak berproduksi saya mau kerja apa. Satu-satunya jalan ya menaikkan harga jual dan menekan keuntungan. Jadi kami harus pandai-pandai mensiasati situasi sulit ini,” katanya.
Tahu-tahu yang diproduksi Suharto dijual dalam bentuk tahu goreng. Semua ia mematok harga Rp 500 per biji, setelah harga kedelai melonjak ia naikkan menjadi Rp 600 per biji. “Sebenarnya bisa saja saya kurangi ukurannya atau kandungan kedelainya, tetapi rasanya akan lain. Bisa juga pakai kedelai lokal tapi kualitasnya jauh dari impor, harganya juga selisih sedikit Rp 300 per kilo. Saya takut pelanggan pergi karena rasa tahunya tidak karuan,” katanya.
Di Pasar Kotagede, kenaikan harga kedelai berdampak pada harga tahu tempe. Tempe ukuran 8 x 40 cm yang biasa dijual Rp 1.500 per buah naik menjadi Rp 1.700 per buah, demikian dengan tahu mentah ukuran sedang semula Rp 300 per biji menjadi Rp 450 per biji. “Banyak pembeli yang komplain dan marah-marah, tetapi saya berusaha menjelaskan dengan baik agar mereka bisa menerima. Bagi masyarakat kita tahu dan tempe sudah menjadi menu lauk harian. Jadi kalau harganya naik, damDalam sebulan terakhir harga kedelai impor terus merangkak naik, dari Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 7.500 per kilogram. Akibatnya industri tahu tempe pun terpukul. Para perajin terpaksa menaikkan harga tahu tempe agar bisa bertahan, meski harus dikomplain para pelanggannya.
Suharto, salah seorang perajin tahu di daerah Gamping Sleman, Sabtu (12/1) mengatakan meski harga kedelai terus naik, ia tetap berproduksi untuk menghidupi keluarganya. “Kalau tidak berproduksi saya mau kerja apa. Satu-satunya jalan ya menaikkan harga jual dan menekan keuntungan. Jadi kami harus pandai-pandai mensiasati situasi sulit ini,” katanya.
Tahu-tahu yang diproduksi Suharto dijual dalam bentuk tahu goreng. Semua ia mematok harga Rp 500 per biji, setelah harga kedelai melonjak ia naikkan menjadi Rp 600 per biji. “Sebenarnya bisa saja saya kurangi ukurannya atau kandungan kedelainya, tetapi rasanya akan lain. Bisa juga pakai kedelai lokal tapi kualitasnya jauh dari impor, harganya juga selisih sedikit Rp 300 per kilo. Saya takut pelanggan pergi karena rasa tahunya tidak karuan,” katanya.
Di Pasar Kotagede, kenaikan harga kedelai berdampak pada harga tahu tempe. Tempe ukuran 8 x 40 cm yang biasa dijual Rp 1.500 per buah naik menjadi Rp 1.700 per buah, demikian dengan tahu mentah ukuran sedang semula Rp 300 per biji menjadi Rp 450 per biji. “Banyak pembeli yang komplain dan marah-marah, tetapi saya berusaha menjelaskan dengan baik agar mereka bisa menerima. Bagi masyarakat kita tahu dan tempe sudah menjadi menu lauk harian. Jadi kalau harganya naik, dampaknya sangat terasa sekali,” kata Sulis, perajin sekaligus penjual tempe di Pasar Kotagede.paknya sangat terasa sekali,” kata Sulis, perajin sekaligus penjual tempe di Pasar Kotagede Harga Kedelai Membebani Penjual
Anda sedang membaca artikel tentang
Harga Kedelai Membebani Penjual
Dengan url
http://susucanglai.blogspot.com/2012/06/harga-kedelai-membebani-penjual.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Harga Kedelai Membebani Penjual
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Harga Kedelai Membebani Penjual
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar